Selasa, 26 Juli 2011

reaksi asam basa

Untuk nama buah atau
pohon, lihat: Asam (tumbuhan), sedangkan untuk negara bagian di
India, lihat: Assam. Asam (yang sering diwakili dengan rumus umum HA) secara umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan
menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Dalam definisi modern, asam adalah
suatu zat yang dapat memberi proton (ion H+) kepada zat lain (yang disebut basa), atau dapat menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa. Suatu asam
bereaksi dengan suatu basa
dalam reaksi penetralan
untuk membentuk garam. Contoh asam adalah asam asetat (ditemukan dalam cuka) dan asam sulfat (digunakan dalam baterai
atau aki mobil). Asam umumnya berasa masam;
walaupun demikian, mencicipi
rasa asam, terutama asam
pekat, dapat berbahaya dan
tidak dianjurkan. Berbagai definisi asam Istilah "asam" merupakan
terjemahan dari istilah yang
digunakan untuk hal yang
sama dalam bahasa-bahasa
Eropa seperti acid (bahasa
Inggris), zuur (bahasa Belanda), atau Säure (bahasa
Jerman) yang secara harfiah
berhubungan dengan rasa
masam. Dalam kimia, istilah asam memiliki arti yang lebih
khusus. Terdapat tiga
definisi asam yang umum
diterima dalam kimia, yaitu
definisi Arrhenius, Brønsted- Lowry, dan Lewis. Arrhenius: Menurut definisi ini, asam adalah
suatu zat yang
meningkatkan konsentrasi ion hidronium (H3O+) ketika dilarutkan dalam air.
Definisi yang pertama kali
dikemukakan oleh Svante Arrhenius ini membatasi asam dan basa untuk zat-
zat yang dapat larut dalam
air. Brønsted-Lowry: Menurut definisi ini, asam adalah
pemberi proton kepada
basa. Asam dan basa
bersangkutan disebut
sebagai pasangan asam-
basa konjugat. Brønsted dan Lowry secara terpisah
mengemukakan definisi ini,
yang mencakup zat-zat
yang tak larut dalam air
(tidak seperti pada definisi
Arrhenius). Lewis: Menurut definisi ini, asam adalah penerima
pasangan elektron dari
basa. Definisi yang
dikemukakan oleh Gilbert N. Lewis ini dapat mencakup asam yang tak
mengandung hidrogen
atau proton yang dapat
dipindahkan, seperti besi (III) klorida. Definisi Lewis dapat pula dijelaskan
dengan teori orbital
molekul. Secara umum,
suatu asam dapat
menerima pasangan
elektron pada orbital kosongnya yang paling
rendah (LUMO) dari orbital
terisi yang tertinggi
(HOMO) dari suatu basa.
Jadi, HOMO dari basa dan
LUMO dari asam bergabung membentuk
orbital molekul ikatan. Walaupun bukan merupakan
teori yang paling luas
cakupannya, definisi
Brønsted-Lowry merupakan
definisi yang paling umum
digunakan. Dalam definisi ini, keasaman suatu senyawa
ditentukan oleh kestabilan
ion hidronium dan basa
konjugat terlarutnya ketika
senyawa tersebut telah
memberi proton ke dalam larutan tempat asam itu
berada. Stabilitas basa
konjugat yang lebih tinggi
menunjukkan keasaman
senyawa bersangkutan yang
lebih tinggi. Sistem asam/basa berbeda
dengan reaksi redoks; tak ada perubahan bilangan oksidasi dalam reaksi asam- basa. Sifat-sifat Secara umum, asam memiliki
sifat sebagai berikut: Rasa: masam ketika dilarutkan dalam air. Sentuhan: asam terasa menyengat bila disentuh,
terutama bila asamnya
asam kuat. Kereaktifan: asam bereaksi hebat dengan
kebanyakan logam, yaitu korosif terhadap logam. Hantaran listrik: asam, walaupun tidak selalu ionik, merupakan elektrolit. Sifat kimia Dalam air, reaksi
kesetimbangan berikut
terjadi antara suatu asam
(HA) dan air, yang berperan
sebagai basa, HA + H2O ↔ A- + H3O+ Tetapan asam adalah
tetapan kesetimbangan
untuk reaksi HA dengan air: Asam kuat mempunyai nilai
Ka yang besar (yaitu, kesetimbangan reaksi berada
jauh di kanan, terdapat banyak H3O+; hampir seluruh asam terurai). Misalnya, nilai
Ka untuk asam klorida (HCl) adalah 107. Asam lemah mempunyai nilai
Ka yang kecil (yaitu, sejumlah cukup banyak HA dan A- terdapat bersama-sama
dalam larutan; sejumlah kecil H3O+ ada dalam larutan; asam hanya terurai
sebagian). Misalnya, nilai Ka untuk asam asetat adalah 1,8 × 10-5. Asam kuat mencakup asam
halida - HCl, HBr, dan HI.
(Tetapi, asam fluorida, HF,
relatif lemah.) Asam-asam
okso, yang umumnya
mengandung atom pusat ber- bilangan oksidasi tinggi yang dikelilingi oksigen, juga cukup
kuat; mencakup HNO3, H2SO4, dan HClO4. Kebanyakan asam organik merupakan asam lemah. Larutan asam lemah dan
garam dari basa konjugatnya
membentuk larutan penyangga. Sejarah Sekitar tahun 1800, banyak
kimiawan Prancis, termasuk Antoine Lavoisier, secara keliru berkeyakinan bahwa
semua asam mengandung oksigen. Lavoisier mendefinisikan asam sebagai
zat mengandung oksigen
karena pengetahuannya
akan asam kuat hanya
terbatas pada asam-asam
okso dan karena ia tidak mengetahui komposisi
sesungguhnya dari asam-
asam halida, HCl, HBr, dan HI.
Lavoisier-lah yang memberi
nama oksigen dari kata
bahasa Yunani yang berarti "pembentuk asam". Setelah
unsur klorin, bromin, dan
iodin teridentifikasi dan
ketiadaan oksigen dalam
asam-asam halida ditemukan
oleh Sir Humphry Davy pada tahun 1810, definisi oleh Lavoisier tersebut harus
ditinggalkan. Kimiawan Inggris pada waktu
itu, termasuk Humphry Davy,
berkeyakinan bahwa semua
asam mengandung hidrogen. Kimiawan Swedia Svante
Arrhenius lalu menggunakan
landasan ini untuk
mengembangkan definisinya
tentang asam. Ia
mengemukakan teorinya pada tahun 1884. Pada tahun 1923, Johannes Nicolaus Brønsted dari
Denmark dan Martin Lowry
dari Inggris masing-masing
mengemukakan definisi
protonik asam-basa yang
kemudian dikenal dengan nama kedua ilmuwan ini.
Definisi yang lebih umum
diajukan oleh Lewis pada
tahun yang sama,
menjelaskan reaksi asam-
basa sebagai proses transfer pasangan elektron. Penggunaan asam Asam memiliki berbagai
kegunaan. Asam sering
digunakan untuk
menghilangkan karat dari
logam dalam proses yang
disebut "pengawetasaman" (pickling).
Asam dapat digunakan
sebagai elektrolit di dalam baterai sel basah, seperti asam sulfat yang digunakan di dalam baterai mobil. Pada tubuh manusia dan berbagai
hewan, asam klorida merupakan bagian dari asam
lambung yang disekresikan di
dalam lambung untuk membantu memecah protein dan polisakarida maupun mengubah proenzim
pepsinogen yang inaktif
menjadi enzim pepsin. Asam
juga digunakan sebagai katalis; misalnya, asam sulfat sangat banyak digunakan
dalam proses alkilasi pada
pembuatan bensin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar